Video Discription |
TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang warga di Pekanbaru, Riau, menutup akses jalan dengan tembok setinggi 2,5 meter.
Atas aksi blokade jalan itu, warga tak bisa melintasi jalan tersebut.
Menurut keterangan warga setempat, Sayuti mengklaim jalan itu dibangun di tanah miliknya.
Selain itu, Sayuti kesal lantaran diklakson pengendara lain ketika mundur ke arah jalan.
Terkait alasan aksinya Sayuti berikut sederet fakta dirinya membangun tembok ditengah jalan dirangkum Kompas.com:
1. Berawal pemasangan lampu merah
Menurut Ketua RW setempat, Rahmat, sebelum membangun tembok di jalan, Suyuti ribut dengan petugas Dinas Perhubungan.
Rahmat mengatakan Sayuti sempat menanyakan pemasangan lampu merah di persimpangan Jalan Kaharuddin Nasution dengan Jalan Pasir Putih.
Saat itu, ada petugas Dinas Perhubungan.
Pasalnya, tanah tersebut diklaim merupakan tanahnya.
"Dia marah kenapa orang Dishub tidak minta izin pasang lampu merah di simpang jalan itu. Karena itu tanah dia," sebut Rahmat.
2. Marah karena diklakson
Diketahui, Sayuti yang merupakan pensiunan Kantor Bea Cukai, sempat naik pitam dan lagi-lagi mengklaim jalan itu ada di tanah miliknya.
Terjadi keributan antara Sayuti dan pengendara lain.
Saat itu Sayuti hendak keluar dari rumahnya menggunakan mobil, ketika mundur ke arah jalan membuat jalanan depan rumahnya macet.
Pengendara lain kemudian mengklakson Sayuti, yang membuat dirinyanya kesal.
Sayuti mengatakan ke pengendara lain bahwa ini merupakan tanahnya.
Kemudian, pengendara itu dengan kesal meminta Sayuti untuk menutupnya.
"Waktu itu dia marah-marah diklakson hingga terjadi macet. Dia bilang ini tanah saya, jalan saya, kamu mau apa, katanya ke pengendara lain. Kata pengendara yang melintas, kalau itu tanah bapak tutup saja jalannya. Rupanya memang dibuktikan dan ditutupnya jalan," cerita Rahmat.
3. Tiga hari ditutup
Sontak, tantangan pengendara itu disambut Sayuti yang juga emosi.
Dia kemudian mempersiapkan semua kebutuhan untuk memasang tembok setinggi 2,5 meter.
Setelah kejadian itu, kini sudah tiga hari Suyuti menutup jalan dan benar-benar membangun tembok dari batu bata di jalan tersebut.
"Sudah tiga hari jalan ditutup. Dia (Sayuti) mengklaim tanah jalan itu miliknya," katanya.
Menurutnya, jalan itu dibangun di tanah yang milik istri Sayuti, Dian Sukma, yang bekerja di Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru.
4. Warga Kesal
Wawan (40), salah seorang pengendara sepeda motor terpaksa putar balik, ketika hendak melintas jalan itu.
"Saya kaget kok jalannya ditutup. Saya terpaksa balik lagi," ujar Wawan saat diwawancarai Kompas.com. Hal serupa juga dialami pengendara ojek online, Rian (24).
Dirinya terpaksa putar balik dan harus bergegas karena harus menjemput orderan.
"Menurut saya orang yang menutup jalan ini namanya pembodohan. Ini kan jalan umum, saya biasanya lewat di sini. Sekarang tahunya sudah dipasang tembok," kata Rian dengan nada kesal.
Diketahui, pembangunan jalan itu, awalnya, dibuat sebagai jalan keluar masuk dari perumahan ke dua Jalan Kaharuddin Nasution dan sudah diaspal sejak 13 tahun yang lalu.
Rahmat selaku ketua RW setempat menyayangkan aksi suyati.
Ia pun mempertanyakan kenapa tidak sedari dulu melakukan aduan atas ketidaknyamananya.
"Kalau memang itu tanah dia, kenapa tidak dari dulu komplain. Kenapa baru sekarang. Jadi masyarakat di sini jadi resah. Saya sudah melarang menutupnya, tapi dia tidak mau. Saya tak bisa buat apa-apa sebagai ketua RW," katanya. (Tribun-video.com/ Kompas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Fakta Aksi Sayuti Tutup Jalan Umum dengan Tembok 2,5 Meter, Berawal Protes Ada Lampu Merah ", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/04/16/131900978/sederet-fakta-aksi-sayuti-tutup-jalan-umum-dengan-tembok-2-5-meter-berawal?page=all#page2. [H5-exbEx4RI] |