Video Discription |
Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara pertama kali didirikan pada tanggal 31 Agustus 1985 di Yogyakarta dan di ketuai oleh Bpk Drs. Maryanto. Salah satu dari lembaga kesehatan ini pertama kali didirikan dengan nama Perguruan Tenaga Dalam Satria Nusantara dengan bentuk organisasi berupa Yayasan Satria Nusantara. Ilmu seni pernafasan ini diciptakan sendiri oleh Putra Bangsa Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa Indonesia dan selalu dikembangkan serta disempurnakan untuk suatu tujuan kesempurnan dari ilmu seni pernafasan tersebut. Dengan ridhlo Allah SWT alkhamdulillah ilmu seni pernafasan Satria Nusantara sudah sempurna dengan bukti dapat menyembuhkan segala penyakit dan dapat menjaga kesehatan, kebugaran serta meningkatkan kualitas kesehatan bagi yang mengikuti latihan di Perguruan ini. Oleh karena itu untuk memantapkan amal usahanya maka pada tanggal 11 Agustus 1986 dibentuklah Yayasan Satria Nusantara dan Perguruan Tenaga Dalam Satria Nusantara menjadi Lembaga Seni Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara (LSBTD-SN). Keorganisasian Satria Nusantara di tingkat Pusat langsung ditangani oleh Yayasan Satria Nusantara, sedangkan untuk tingkat daerah, operasional organisasi bernama Lembaga Seni Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara Daerah/Institusi, seperti LSBTD SN Surakarta, LSBTD Semarang. Sejak tahun 1991 untuk merealisasikan penelitian secara medis, Satria Nusantara bekerja sama dengan DEPKES RI melalui Laboratorium P4TD yang beralamat di Jl. Indrapura 17 Surabaya. Melalui hasil keputusan Rakernas Pengurus Lembaga Daerah/Institusi tanggal 17 Juli 1993 di Bengkulu diputuskan adanya perubahan nama organisasi menjadi Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara (LSP-SN). Hingga saat ini eksistensi dari LSP-SN telah terbukti dengan didirikannya cabang-cabang LSP-SN diseluruh kota dan kabupaten di Indonesia dan ada juga cabang LSP-SN diluar negeri seperti di Negara China, Jepang, Belanda dan Amerika.
Satria Nusantara adalah salah satu ilmu bela diri yang digali dari akar budaya leluhur bangsa Indonesia yang memadukan antara gerak tubuh dan pernafasan serta konsentrasi untuk menghasilkan suatu sistem biolistrik tubuh yang lebih mantap, kuat dan teratur, sehingga dapat membela diri sendiri terhadap berbagai serangan (penyakit) di dalam tubuh, dapat pula dimanfaatkan untuk beladiri terhadap serangan dari luar dan bahkan dapat pula dipergunakan untuk menolong/mengobati orang yang sakit. Kata "SATRIA" dalam Satria Nusantara bila diuraikan maka terdiri dari kata Sat=Enam, Tri=Tiga dan A=Ya=Daya=Kekuatan. Dalam perguruan ini diusahakan untuk mengembangkan enam indera manusia dengan tiga kekuatan:
Kekuatan Fisik, dilatih dengan gerak/jurus tertentu.
Kekuatan Batin, dilatih dengan pernafasan tertentu.
Kekuatan Iman, dilatih dengan dzikir khafi/hati "Laa illaaha illallah" (bagi muslim).
Jadi di sini yang ada hanya jurus, nafas dan dzikir hati Laa Illaaha Illallah, tidak ada yang lain-lain lagi, tidak ada susuk, jimat, puasa mutih, ngebleng, dsb. Satria Nusantara juga tidak mengenal istilah berpantang makanan.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa sifat ilmu Satria Nusantara adalah beladiri, baik terhadap yang abstrak (guna-guna, santet, pukulan jarak jauh, dsb.) maupun yang konkret. Dapat digunakan sebagai beladiri untuk sendiri dan menolong orang lain, seperti: mengisi, memagar, dan mengobati. Untuk tingkat Dasar ada 10 jurus. Setelah calon anggota berlatih dari kuda-kuda sampai 10 jurus, maka bahan tenaga cadangan dalam tubuh yang berubah menjadi kekuatan/tenaga dalam yang berbentuk getaran/frekuensi akan "dibuka" dengan cara tertentu sehingga dapat memancar keluar membentuk semacam medan magnet yang akan selalu melindungi badan dari serangan orang lain.
Adapun tujuan utama Seni Pernafasan Satria Nusantara ini adalah untuk pembinaan fisik dan mental tauhid, sehat lahir dan batin. Dengan dzikir hati Laa Illaaha Illallah, diharapkan dapat membersihkan hati sehingga badan/fisik jasmani dengan sendirinya akan dituntut untuk berbuat sesuai dengan keyakinan dalam hati tersebut. Pengakuan Tidak ada Tuhan selain Allah diharapkan bukan hanya pengakuan lisan, tetapi mencakup keyakinan dalam hati, ucapan lisan, dan diwujudkan dengan amal nyata.
Dengan mengikuti latihan Seni Pernafasan Satria Nusantara maka akan dihasilkan beberapa manfaat, antara lain:
Orang sakit menjadi sembuh.
Orang sehat terjaga dan meningkat derajat kesehatannya.
Menghasilkan tenaga dalam untuk beladiri.
Menghasilkan tenaga dalam untuk mengobati diri sendiri dan atau orang lain yang sakit.
Mendapatkan rasa yang disebut "indra ke enam".
Meningkatkan rasa persaudaraan.
Dan lain-lain.
J [IdT0U-RO4K4] |